Category
triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com triims-xroad.blogspot.com Kategori list 8 Kategori list 9 Kategori list 10

Selasa, 07 Januari 2014

Perancangan Sistem Interaksi

Mengapa perancangan interaksi menghasilkan interface yang buruk?
- Perancang terlalu memperhatikan ke fungsi dibanding pengguna
- Perancang tidak mempunyai pemahaman yang cukup dalam merancang interface
- Rancangan yang baik tidak mudah – tidak sekedar masalah warna, layout maupun penggunaan ikon
- Perancang merancang untuk dirinya sendiri dan menggenalisir yang lain
- Perancang merencanakan untuk ”menambah interface yang baik ” di akhir proses perancangan namun kemudian kehabisan waktu
- User selalu ”toleran” terhadap interface yang buruk.

Perancangan berpusat pada pengguna memerlukan :
1. Fokus pada ketrampilan user
Mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan
2. Mengembangkan kriteria penggunaan secara spesifik
Identifikasi dokumen dan penggunaannya secara khusus dan harapan pengguna yang berpengalaman, dan lakukan ”uji regresi penggunaan”
3. Gunakan aturan yang terukur
Reaksi user dan skenario penggunaan petunjuk, simulasi, dan prototipe diawasi, dicatat dan dianalisa
terhadap pengguna lain
4. Berulang
Nothing is perfect first time. Rancang, bangun, evaluasi dan kemudian rancang ulang, bangun kembali, reevaluasi.

• Mengapa mementingkan user :
- Apakah sistem membantu pencapaian tujuan?
- Apakah mudah dalam berinteraksi dengan sistem?

• Mengelola harapan / keinginan :
- Apakah keinginannya cukup realistis
dibanding kemampuannya
- Tidak ada kejutan, tidak mengecewakan
- Pelatihan yang cukup waktu
- Komunikasi yang intens

• Kembangkan ”kepemilikan”
- Anggap pengguna sebagai pemilik
- Lebih menerima dan memaklumi segala masalah
- Dapat memberi perbedaan yang cukup untuk produk baru

• Siapakah pengguna (user)?
Mereka yang :
- Bekerja menggunakan sistem untuk mencapai tujuan secara terus-menerus dan terampil.
Tidak rutin dan tidak terampil
- Mengelola user langsung
- Memerlukan pengembangan diri berulang


• METODE PENGEMBANGAN SISTEM
Metode Waterfall
banyak model umum atau paradigma yang berbeda dari pengembangan perangkat lunak, antara lain :


Pengembangan waterfall
Pengembangan secara evolusioner
Transformasi formal
Penggabungan sistem dengan menggunakan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali

-Winston Royce tahun 1970
Metode waterfall adalah suatu proses pembuatan situs web secara terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan masalah, analisa kebutuhan, perancangan implementasi, untegrasi, uji coba sistem, penempatan situs web dan pemeliharaan. Pembuatan situs web dengan metode ini sangat cocok dilakukan pada situs web berskala besar karena menyangkut manajemen dan sistem yang rumit.

Metode ini membutuhkan pendekatan sistematis dan sekuensial dalam pengembangan perangkat lunak dan biasanya disebut juga dengan classic life cycle, dimulai dari tingkat sistem dan kemajuan melalui analisis, desain, coding, testing dan pemeliharaan.
Rekayasa dan Pemodelan Sistem/Informasi (System/Information Engineering and Modeling) Karena perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan dari semua elemen sistem dan mengalokasikan suatu subset ke dalam pembentukan perangkat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan hardware, orang dan basis data. Rekayasa dan pemodelan sistem menekankan pada pengumpulan kebutuhan pada level sistem dengan sedikit perancangan dan analisis.





Tahap – tahap pengembangan waterfall model



1. Analisis dan definisi persyaratan
Pelayanan,batasan, dan tujuan sistem
ditentukan melalui konsultasi dengan
user.
2. Perancangan sistem dan perangkat
lunak Kegiatan ini menentukan
arsitektur sistem secara keseluruhan
3. Implementasi dan pengujian unit
Perancangan perangkat lunak
direalisasikan sebagai serangkaian
program
4. Integrasi dan pengujian sistem Unit
program diintegrasikan atau diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk
menjamin bahwa persyaratan
sistem telah terpenuhi
5. Operasi dan pemeliharaan


• V-Model  

- Dikembangkan di Jerman untuk aplikasi pertahanan
- Perlu tuntunan untuk pengujian jika terjadi perbedaan (Newman & Lamming, 1995) 
Verifikasi : apakah sudah bekerja seperti yang diharapkan ? (uji dengan rancangan semula) 
Validasi  :  apakah rancangan seperti yang diinginkan  ? (uji dengan daftar kebutuhan) 
- Secara umum tes diperlukan untuk mendeteksi perbedaan


Pengertian Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.

• Model siklus hidup yang berpusat pada user  
- Pengulangan selalu dibutuhkan jika kebutuhan untuk user belum terpenuhi ”ketidaktahuannya” tanpa harus memberikan  software dengan lingkungan yang baru.
- Resiko pada setiap tahap dalam pengembangan dapat dikurangi dengan memahami kebutuhan  user.


• Penggunaan Model Siklus Hidup Rekayasa (Mayhew,1999)  
Termasuk teknik yang berpusat pada pemakai pada setiap tahap. 
Kebutuhan yang penting :
- Pandangan umum tentang penciptaan kegunaan
- Mempunyai hubungan dengan pendekatan perekayasaan software
Tahap pengidentifikasian kebutuhan, perancangan, evaluasi, prototyping
- Dapat dipecah menjadi proyek-proyek yang lebih  kecil
- Menggunakan suatu tuntunan untuk menangkap tujuan yang diharapkan


• Model Rancangan Interaksi Sederhana 
- Satu titikan masukan
- Rancangan menghasilkan prototipe yang  interaktif yang dapat dievaluasi
- Evaluasi dapat dilakukan dimana saja 
- Evaluasi harus dikaitkan dengan hasil akhir




Evaluasi

Apa, Mengapa, dan Kapan Mengevaluasi


Para pemakai ingin sistem yang mudah untuk belajar dan untuk menggunakan dengan efektif, efisien, menyelamatkan, dan memuaskan. Menjadi hiburan, menarik, dan menantang, dan lain-lain.

Apa yang dievaluasi
Perancangan dan evaluasi berulang adalah proses yang terus menerus untuk menguji:
• Ide awal model konseptual
• Prototipe awal sistem baru
• Kemudian, prototipe yang lebih lengkap
Perancang perlu mengecek mereka telah mengetahui kebutuhan pengguna

Mengapa perlu mengevaluasi?
“Perancangan berulang, dengan siklus perancangan dan  pengujian yang diulang-ulang, merupakan metodologi yang paling valid agar sukses dalam menghasilkan produk secara
konsisten. Jika  Anda tidak menyertakan pengujian user sebagai bagian yang terintegrasi dengan proses perancangan Anda, itu seperti Anda membuang seember uang ke selokan.” (Bruce Tognazzini – AskTog.com)

Kapan mengevaluasi?
• Dalam keseluruhan perancangan
• Mulai dari deskripsi awal, sketsa kebutuhan user, dsb
  sampai dengan produk akhir
• Proses perancangan yang meliputi siklus berulang dari ‘
  perancangan-pengujian-perancangan ulang’
• Evaluasi adalah bahan utama untuk perancangan yang
  sukses
 
Teknik Evaluasi pada sistem interaksi
Adalah untuk melihat bagaimana suatu rancangan system dengan suatu jalannya proses yang sering kali kurang mendapatkan perhatian yang cukup formal, yang dibuat sedemikian rupa dengan permintaan pengguna

Ada 3 tujuan utama dari teknik sistem evaluasi :


1.Melihat efek interface bagi pengguna.

Ini mencakup pertimbangan aspek dari kemudahan system dipelajari, usability dan perilaku user. Penting juga untuk mengidentifikasikan area desain yang berlebih dari user, dengan menggunakan sejumlah informasi yang berlebih.



2.Mengidentifikasi problem khusus yang terjadi pada system


Ketika menggunakan konteks yang diinginkan menyebabkan hasil yang tidak diinginkan, atau terjadi kekacauan diantara user. Ini tentunya berhubungan dengan usability dan fungsionalitas dari desain (bergantung pada sebab masalah). Tujuan ini merupakan aspek negative dari desain.


3.Melihat seberapa jauh sistem berfungsi.


Desain system memungkinkan user melakukan tugas yang dibutuhkan denganlebih mudah. Ini tidak hanya membuat fungsionalitas yang sesuai ada di system, tetapi membuat mudah dicapai oleh user, user dapat melakukan aksi untukmelaksanakan tugas. Juga mencakup kesesuaian penggunaan system terhadapharapan user pada tugas tersebut. Evaluasi pada tahap ini meliputi pengukuranunjuk kerja dari user pada system, untuk melihat keefektifan system dalam mendukung tugas.



Jenis- Jenis Evaluasi:




Ada 2 jenis utama dari evaluasi, yaitu:

  1. Dilaksanakan pada kondisi laboratorium
  2. Dilaksanakan pada lingkungan kerja atau ‘lapangan’.